Babat Betawi
Senin, 19 Mei 2008
Dalam buku Babad Tanah Betawi, Ridwan Saidi sang penulis buku
tersebut, "mengklaim" bahwa nenek moyang orang Betawi adalah Aki Tirem
atau Sang Aki Luhur Mulya, seorang penghulu kampung yang tinggal di
pinggiran Kali Tirem, Warakas, Tanjung Priuk
.

Aki Tirem
sebagaimana yang tercatat dalam Naskah Pangeran Wangsakerta

dalam Pustaka Rajyarajya I Bhumi Nusantara, Parwa 1, Sarga 1, adalah
putera Ki Srengga,

Ki Srengga Putera Nyai Sariti Warawiri,

Nyai Sariti Warawiri puteri Sang Aki Bajulpakel,

Aki Bajulpakel putera Aki Dungkul dari Swarnabhumi bagian selatan
kemudian berdiam di Jawa Barat sebelah Barat,

Aki Dungkul putera Ki Pawang Sawer,

Ki Pawang Sawer Putera Datuk Pawang Marga,

Datuk Pawang Marga putera Ki Bagang yang berdiam di swarnabhumi sebelah utara,
Ki Bagang putera Datuk Waling yang berdiam di Pulau Hujung Mendini,

Datuk Waling putera Datuk Banda, ia berdiam di dukuh tepi sungai,

Datuk Banda putera Nesan, yang berasal dari Langkasungka.
Sedangkan Nenek moyangnya berasal dari negeri Yawana sebelah barat.

Setelah menikahkan anaknya Pohaci Larasati dengan sorang pangeran
pelarian dari India yang berilmu tinggi, Dewawarman, maka keturunan
Aki tirem inilah yang oleh Ridwan Saidi disebut sebagai manusia proto
betawi. dan terus berkembang sampai sekarang sebagai etnis yang
mendiami wilayah Jakarta dan sekitarnya.


Menurut perkiraan saat ini, orang Betawi yang ada di Jakarta itu ada
sekitar 27 persen atau 2.310.587 jiwa. Jumlah ini artinya etnis Betawi
menjadi etnis terbanyak kedua setelah etnis Jawa yang sekitar 33
persen. Warga pribumi Jakarta ini hidup terpencar-pencar di lima wali
kota. Lalu etnis Betawi yang hidup di Bekasi, Tangerang, dan Depok
mencapai angka 2.340.000-an jiwa.

Betawi sebagai etnis sudah ada sejak lama, secara tertulis sebutan
orang Betawi pertama kali terdapat dalam dokumen 1644 berupa testamen
Nyai Inqua, janda Tuan Tanah Souw Beng Kong, Kapiten Tionghoa pertama
ditanah Betawi. Tetapi sebagai satuan sosial dan politik, etnis Betawi
baru muncul ketika Mohamad Husni Thamrin mendirikan organisasi
kemasarakatan Perkoempoelan Kaoem Betawi. Di saat itu mungkin baru
kaum terpelajar dan segelintir saja orang Betawi, yang sadar sebagai
suatu golongan etnis yang akan berperan dalam panggung sosial politik.

Label:

 
posted by LAMPAH DIRI at 23.56 | Permalink


0 Comments:






~ [ perguruan kekeluargaan lampah diri ] ~